LABUSEL | TRANSPUBLIK.co.id – Seorang siswi SMP di Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara (Sumut), menjadi korban perundungan beberapa teman sekolahnya. Selain memukul, pelaku membuka baju seragam korban serta membuat video yang kemudian disebarkan ke teman-temannya.
Peristiwa ini terjadi di Kotapinang Labusel pada Rabu (9/3) kemarin seusai jam pulang sekolah. Sebelum dibawa ke ranah hukum, upaya mediasi sudah dicoba dilakukan oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Labusel.
“Kita sudah berupaya melakukan mediasi. Saya datangi orang tua pelaku, saya ceritakan, saya jelaskan, saya minta untuk secepatnya datang ke keluarga korban, namun ditunggu sampai maghrib ternyata tidak datang juga,” kata Ketua LPA Labusel Ilham Daulay, Jumat (11/3/2022).
Karena merasa tidak ada iktikad baik dari keluarga pelaku, Ilham mengatakan keluarga korban pun akhirnya membuat laporan polisi. Laporan itu dibuat di Polres Labuhanbatu, pada Rabu (9/3) malam.
Berdasarkan keterangan yang terkumpul, Ilham menyebut peristiwa ini terjadi karena salah satu pelaku menduga korban telah berkata tidak pantas mengenai orang tuanya. Selain itu, pelaku tersebut juga mempunyai tendensi pribadi terhadap korban.
“Jadi bekas pacar korban yang sudah putus, saat ini berpacaran dengan salah satu pelaku. Itu jadi salah satu penyebab persaingan yang ada di antara mereka,” tuturnya.
“Terus beberapa hari sebelum kejadian ini, waktu itu korban ini sedang duduk-duduk bertiga sama kawan-kawannya. Lewat (melintas) lah ayah si pelaku, senyum-senyum ke arah orang itu, datanglah si korban ini, ‘yang gatalan (hidung belang) ayahnya ini’, begitu bahasanya,” sambung Ilham.
Mendengar ayahnya dihina seperti itu, pelaku utama perundungan ini kemudian meminta korban untuk ikut ke belakang sekolah seusai jam pelajaran. Permintaan ini lalu dituruti korban karena pelaku beralasan agar mereka bisa membicarakan masalah ini dan mencari penyelesaiannya.
Sesampai di belakang sekolah, Ilham mengatakan korban ternyata langsung dipukul pelaku. Tak hanya itu, pelaku yang saat itu mengajak beberapa teman dekatnya, juga memaksa untuk membuka hijab dan baju seragam korban.
Menurut Syawal Pane, seorang warga yang mengaku mendapat cerita dari keluarga korban, aksi pemukulan dilakukan oleh 2 orang siswi. Sedangkan 8 teman pelaku lainnya hanya sekadar melihat dan tidak ikut melakukan pemukulan.
“Dipukulin sampai pingsan. Baru dibuka bajunya. Kemudian disebarkan videonya. Pelakunya ada 2 orang dan yang menyaksikan langsung ada 8 orang,” kata Syawal.
Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Rusdi Marzuki membenarkan polisi sudah menerima laporan tentang adanya peristiwa perundungan ini. Saat ini polisi masih memeriksa keterangan saksi-saksi.
“Ini kan peristiwa yang menyangkut dengan anak. Baik pelaku maupun korbannya juga anak. Nanti kita tentu akan melakukan upaya mediasi agar pendekatan diversi bisa dilakukan dalam perkara ini,” kata Rusdi.(TP/tra-dtc)
Komentar