BRASTAGI | TRANSPUBLIK.co.id – Salah satu bentuk turunan program Electrifying Agriculture yang dilakukan adalah program Be Friend yaitu Berastagi Farming Trend yang artinya PLN ingin menjadi sahabat petani modern dengan pengunaan alat-alat pertanian electric yang akan membantu petani dari mulai menanam hingga mengolah hasil panen.
Gumelar juga menyatakan mencoba menggali dan mensuport kebutuhan pertanian modern di Karo untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan efisiensi biaya sehingga keuntungan petani bisa bertambah.
Beberapa kegiatan sosialisasi telah dilakukan PLN UP3 Bukit barisan kepada petani seperti mengenalkan penggunaan alat semprot tanaman electric, penggunaan mesin pompa air elektrik, mesin cuci wortel otomatis hingga saat ini sedang dikembangkan tractor listrik berbasis baterai lithium kata Manager PLN UP3 Bukit Barisan Graihata Gumelar didampingi Manager Bagian Perencanaan Elfrid Pasaribu kepada wartawan di Brastagi, Kamis (24/3/2022).
Dengan adanya teknologi baterai saat ini contohnya seperti alat semprot elektrik gendong, yang dibekali dengan baterai charge sanggup bertahan selama 7-8 jam dalam sekali pengisian.
Kemudian untuk perkebunan yang telah teraliri listrik dapat menggunakan pompa air elektrik untuk kegiatan penyiraman tanaman. Perbandingannya, untuk mesin pompa air, bila pakai BBM untuk 1 liter butuh biaya Rp 7.850, tetapi dengan menggunakan listrik atau baterai untuk butuh listrik 0,99 KWh dengan biaya Rp1.430, maka ada keuntungan (efisiensi) Rp 6.420.
Di sisi pengolahan hasil pertanian, PLN memasifkan penggunaan mesin cuci wortel atau yang dikenal masyarakat dengan istilah laundry wortel. Seperti diketahui Berastagi merupakan penghasil wortel selain bawang, brokoli kol dan buah seperti jeruk dan buah naga. Wortel yang dihasilkan dari pertanian ini biasanya di kirim ke pasar lokal dan Medan sudah dalam bentuk kemasan rapi dan bersih.
Penggunaan mesin cuci wortel ini membantu petani untuk bisa lebih cepat membersihkan wortel-wortel hasil ladang dan menurunkan biaya produksi karena dikerjakan oleh mesin.
Di sisi hulu atau tepatnya saat pengolahan tanah dan pemupukan, kami coba kembangkan tractor listrik berbasis baterai lithium yang bisa menggantikan pengunaan BBM minyak. Traktor ini sudah dilakukan ujicoba di ladang, bisa bekerja dengan baik dan saat ini dalam tahap pengembangan akhir sebelum nantinya diproduksi oleh bidang PLN terkait,kata Gumelar.
PLN mengharapkan dengan adanya kemudahan pengunaan teknologi listrik ini, diimbangi dengan perilaku pelanggan untuk membayar lsitrik tepat waktu.Ekonomi petani diharap meningkat di Karo.
Disebutnya, biaya modifikasi traktor mini BBM ke sistem baterai (cas listrik) sekitar Rp7 juta. Kalau traktor mini BBM itu sekitar Rp6,5 juta /unitnya.
Dijelaskannya,ia memiliki wilayah kerja yang terluas di Sumut, meliputi beberapa Kabupaten yaitu Pemko Medan, Deli Serdang, Karo, Dairi, Pakpak Barat dan Samosir. (TP/tra)
Komentar