MEDAN – Sejumlah Orang Tua Murid TK dan Play Group di salah satu sekolah Perguruan Swasta yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimoon meminta Pemko dan DPRD Medan menindak Pengusaha Meubel Kayu yang lokasi usahanya bersebelahan langsung dengan sekolah tersebut. Pasalnya, debu kayu yang bersumber dari kegiatan usaha tersebut telah menyebabkan sejumlah siswa mengalami sakit infeksi saluran akut pernapasan (ISPA), pada Selasa.(12/3/2024).
Hal ini seperti dialami sejumlah siswa kelas TK dan Play Grup baru baru ini dan juga seperti diakui oleh orangtua murid baru baru ini.
Dari pengakuan pasangan Suami Istri (Pasutri), Handoko dan Tiffany menyampaikan bahwa anaknya merupakan pelajar di Play Group pada Perguruan Swasta yang lokasinya bersebelahan dengan usaha lokasi meubel.
Ia menceritakan bahwa anaknya merupakan satu diantara anak-anak lainnya yang terkena ISPA akibat polusi udara dari pengelolaan meubel kayu.
“Bukan kita menuduh, namun sangat jelas polusi udaranya cukup tinggi. Sedangkan anak kita untuk keluar rumah pun jarang dan hal lain yang menguatkan karena polusi banyak mengenai anak-anak lainnya di Play Group yang terkena sakit yang sama”, ucapnya.
Jadi kita bermohon kepada Walikota Medan Bobby Afif Nasution melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kesehatan Kota Medan agar menindaklanjuti permasalahan polusi udara akibat pengelolaan meubel yang bersebelahan dengan sekolah yang beralamat di Jalan Brigjen Katamso, No.282-283, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimoon agar ditindaklanjuti karena sudah sangat berbahaya dan mengkawatirkan.
Bahkan tayangan rekaman vidio yang viral berdurasi 30 detik yang ditunjukkan kepada awak media, terlihat dan terdengar jelas suara kebisingan pengelolaan kayu. Dan selain debu bekas pengelolaan beterbangan hingga menyebabkan kenderaan roda empat yang terparkir tertutup debu, bagaikan erupsi gunung berapi.
Keberatan ini pun disampaikan perwakilan orang tua murid yang anaknya belajar di Play Group Perguruan Swasta di sekolah tersebut kepada wartawan, Selasa (12/03/24).
Hal senada juga disampaikan perwakilan orang tua yakni Jerry. Dia mengaku anaknya juga mengalami sakit pada pernafasan, hal serupa juga disampaikan Dina Purba, bahwa cucunya sakit pada pernafasan.
Di mana ketiganya menyampaikan bahwa lingkungan mereka jauh dari pencemaran udara sementara ketika anak-anak mereka sekolah, diketahui dilokasi tepatnyan disamping sekolah ternyata ada usaha pengelolaan meubel yang mana menghasilkan debu serbuk kayu yang memiliki partikel yang dapat membahayakan pernapasan manusia termasuk anak anak yang sehari-hari berada di tempat itu.
“Ini harus menjadi perhatian serius semua pihak termasuk kepling, lurah, camat, dinas lingkungan hidup, DPRD Medan dan Wali kota Medan”, ujar Jerry selaku dari perwakilan orang tua siswa.(Red/Tim)
Komentar