MEDAN | TRANSPUBLIK.co.id — Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Kota Medan, Burhanuddin SE menyemangati para Nahdliyin yang hadir pada acara Harlah ke-94 NU se-Kota Medan tahun 1442 H/2020 M, Sabtu (14/3/2020) di Istana Maimoon Medan.
“Kepada warga Nahdliyin, kalau mau jadi orang NU jangan cengeng. Orang NU difitnah, dicaci, disakiti sudah biasa, jangan dibalas tapi rangkullah dengan kasih sayang. Jadilah warga NU yang ikhlas,” seru Burhanuddin berapi-api.
Dia berterima kasih kepada para nahdliyin yang sudah hadir pada acara tersebut. Walau ada arahan pemerintah untuk mengurangi pengerahan massa akibat wabah virus Corona, tapi tak mengurangi makna karena masih banyak tokoh yang bisa hadir termasuk dari Pengurus Besar (PB) NU.
“Justru karena hari ini dunia sedang dicoba dengan virus Corona, maka kita sama-sama berdoa agar indonesia khususnya Medan diselamatkan,” ucapnya. Pada hari itu, memang hadir sejumlah tokoh di antaranya Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi, Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU Sumut Adlin Damanik, Rois PC NU Medan, Ketua Muslimat NU Medan, ulama KH Ali Akbar Marbun, Ketua PD MABMI Medan, pejabat DPRD, Kandepag Medan serta Dandim 0201 dan perwakilan Kapolrestabes Kota Medan.
Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi mengatakan, Ketua PC NU Medan sudah dengan semangat mengajak warga NU untuk bangkit dan bergerak. “Kebangkitan harus ada gerakan. Gerakan NU selain amaliyah adalah gerakan pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Kami dorong agar dalam waktu dekat ada lembaga-lembaga pendidilan, ekonomi dan kesehatan didirikan NU,” ujarnya.
Acara Harlah hari itu diisi beberapa kegiatan di anatarnya istighosah kubro, serta shalawatan dipimpin Ustadz Hadad Alwi.
Acara jadi lebih meriah dengan gelaran festival anak sholeh, lomba adzan, lomba mewarnai, lomba menghafal surah pendek, pemilihan dai cilik serta pertunjukan seni budaya. Ketua Panitia OK Hafifuddin berterimakasih kepada donatur dan sponsor yang telah mendukung acara itu seperti Wuling, Sarang Tawon dan BNI Syariah.
Turut hadir dalam acara tersebut Ustadz Martono, ustadz yang dikenal oleh warga sumut sebagai ustadz yang energik dalam merawat kebhinnekaan, kehadiran, ustadz martono bersama 30 personil banser deli serdang di bawah komando langsung sahabat Zulkifli Kuteng dalam acara tersebut dalam rangka pengamanan dari Banser Kab Deli Serdang untuk mengawal secara internal setiap ulama ulama NU yang melakukan berbagai kegiatan, kewajiban pengawalan oleh Banser kepada ulama ulama NU sudah merupakan tradisi di kalangan nahdiyin, demikian disampaikan oleh ustadz martono di sela sela tugas pengamanan saat berbincang bincang dengan beberapa awak media, ustadz martono, mengatakan antara NU dan Banser tidak dapat terpisahkan, dimana ada ulama NU di situ ada banser, karena banser merupakan Tentara nya Nahdatul Ulama/TNU.
(TP/Joe)
Komentar